APLIKASI PERPETAAN DALAM DUNIA PERTAMBANGAN
A. Pendahuluan
Peta
adalah suatu gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan seluruhnya ataupun
sebagian dengan ukurannya yang diperkecil sesuai skala serta dilengkapi oleh
keterangan skala, legenda, mata angin dan simbol lainnya. Gambaran dari permukaan bumi tersebut yang
dituangkan dalam suatu peta dapat memberikan suatu informasi atau data yang
berada pada daerah tersebut, contohnya
seperti persebaran batuan, persebaran penduduk, perbedaan ketinggian (elevasi),
curah hujan dll. Istilah Peta ini awalnya berasal dari bahasa Yunani
yaitu
Mappayang berarti
kain penutup meja, peta merupakan sebuah representasi gambaran dua dimensi dari sebuah bidang tiga dimensi
dan diperkecil dengan skala tertentu, yang
dapat menentukan berapa besar objek peta dalam keadaan yang sebenarnya.
Kumpulan dari beberapa peta tersebut yang dibukukan disebut dengan Atlas.
B. Macam-macam peta dan
pengaplikasiannya dalam pertambangan
Banyak sekali jenis-jenis peta yang dapat
diamati, contohnya peta persebaran penduduk, peta topografi, peta geologi, peta
umum dan peta lainnya. Dalam dunia
pertambangan juga ahli Tambang menggunakan peta, karena dengan
menggunakan peta tersebut ahli Tambang akan mendapatkan data atau informasi yang diinginkannya pada suatu daerah.
Peta yang berhubungan dengan dunia pertambangan yaitu peta geologi, peta
topografi, peta singkapan batuan, peta kesampaian daerah dan juga banyak yang
lainnya. Peta juga sangat berguna bagi
orang Eksplorasi, karena dengan menggunakan suatu peta eksplorer dapat
mengetahui keberadaannya dan juga dapat mengetahui informasi sebaran batuan apa
saja yang terdapat pada suatu daerah dimana sedang dilakukan eksplorasi.
1. Peta Geologi
Peta Geologi merupakan peta dasar yang harus dimiliki oleh ahli tambang maupun orang eksplorasi. Peta Geologi ini
merupakan suatu peta yang memiliki informasi tentang persebaran batuan dan
singkapan batuan. Jadi menurut deefinisi SNI 4691 1998 peta geologi adalah
gambaran atau bentuk dengan melalui ungkapan data dan informasi geologi
suatu daerah, wilayah atau kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.
Gambar 1 Peta Geologi
Ada berbagai peta geologi dengan berbagai informasi
–
informasi geologi yang lebih
khusus di bawah ini adalah beberapoa jenis peta geologi menurut kegunaan dan
informasi yang terkandung di dalamnya. 1. Peta geologi permukaan
, atau “peta rincian” (
surface geological map
) memberikan berbagai formasi geologi
yang langsung terletak di bawah permukaan. Peta ini berguna dalam menentukan
lokasi bahan-bahan bangunan (pasir dan kerikil), bahan-bahan tambang dan juga
dapat di gunakan dalam menentukan kedalaman suatu pemboran. 2. Peta
pengungkap atau peta ungkapan (
outcrop map
). Umumnya berskala besar, yang
dicantumkan hanyalah tempat ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan
sejumlah keterangan dan pemboran dan sebagainya beserta sifat batuan dan
kondisi struktur batuannya. 3. Peta struktur, berskala sedang hingga besar.
Peta ini adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada
permukaan sebuah lapisan tertentu, yang berada di dalam tanah-bawah. Peta ini
dapat digunakan untuk menentukan struktur-struktur yang ada dalam daerah
tersebut.
4. Peta hidrogeologi. Peta ini memiliki informasi hanya membedakan daerah yang mengandung air-tanah dalam batuan
primer yang berpori, batuan sekunder yang berpori (daerah karst), dan di
mana tidak terdapat air-tanah dalam jumlah yang
berarti (dataran tinggi). Pada aplikasinya dalam dunia pertambangan peta ini
digunakan untuk menentukan kadar air tanah yang berada di permukaan dalam
proses pembuatan lereng atau
open pit
supaya nantinya tidak terjadi rembesan tanah atau longsoran tanah.
2. Peta Topografi
Selanjutnya yaitu Peta Topografi. Peta Topografi ini berisikan informasi tentang perbedaan ketinggian atau struktur dari
muka permukaan bumi pada suatu daerah tertentu. Peta Topografi ini
berasal dari bahasa yunani,
topos
yang berarti tempat dan
graphi
yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian
sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu
garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua
ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, dengan posisi tertentu Maka
dari itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran
planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi ini dapat
menginformasikan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah
aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi.
Gambar 2 Peta Topografi
Jadi peranan Peta Topografi pada aspek pertambangan yaitu dapat menentukan
dengan akurat ketinggian suatu daerah yang nantinya dapat diterapkan untuk
pembukaan pit suatu pertambangan. Karena dengan mengetahui kemiringan suatu
lereng atau perbedaan letinggian suatu tempat maka
akan mengoptimalkan pengambilan bahan galian yang ada setelah pit dibuka
ESIMPULAN
Kesimpulan dari resume ini adalah peta merupakan
gambaran dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang digambarkan seluruhnya
ataupun sebagian dengan ukuran yang diperkecil dengan menggunakan sklasa yang berisi informasi serta keterangan yang
mencakup skala, legenda, mata angin dan simbol lainnya. Pada pengaplikasiannya di dalam dunia pertambangan, peta digunakan untuk
informasi awal tentang tempat-tempat yang menjadi ruang kerja serta mengetahui
singkapan dan apa saja yang berada di dalam permukaan bumi yang berada di wilayah tersebut. Pada kegiatan
eksplorasi, peta juga digunakan untuk mengetahui informasi dari batuan yang
terdapat dalam wilayah ruang kerja tersebut. Kegiatan eksplorasi sangat
membutuhkan peta geologi yang berisi tentang
singkapan dan isi yang terdapat pada daerah ruang kerjanya. Selain itu peta yang
digunakan adalah peta topografi yang berisi tentang informasi tentang perbedaan
ketinggian atau struktur dari muka permukaan bumi pada suatu wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Adyan, 2013,
“Tahap Kegiatan Eksplorasi”
, http://dpduniapertambangan.blogspot.com/2013/01/tahapan-kegiatan-eksplorasi-teknik.html. Diakses 20 Februari 2014. Syakur,
Andi, 2012,
“Fungsi Peta Topografi”
, http://bumi-myearth.blogspot.com/2012/01/fungsi-peta-topografi.html. Diakses
20 Februari 2014. Rizki, Farid, 2012,
“Pengertian, Jenis dan Fungsi Peta”
, http://farid-rizky.blogspot.com/2012/12/pengertian-fungsi-dan-jenis-peta.html.
Diakses 20 Februari 2014
Pertambangan adalah suatu kegiatan
pengambilan endapan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit
bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah
permukaan bumi, dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan pertambangan antara
lain, minyak dan gas bumi, bijih mangaan, bijih emas, perak, batubara, pasir
besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, dan granit.
Tahapan kegiatan pertambangan yaitu:
- Prospeksi adalah suatu kegiatan penyelidikan dan
pencarian untuk menemukan bagian endapan bahan galian atau mineral
berharga.
- Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari
prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,
bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi
kelayakan” dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah
diketemukan.
- Eksploitasi adalah suatu kegiatan pertambangan
yang meliputi pekerjaan-pekerjaan pengambilan dan pengangkutan endapan
bahan galian atau mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan
pengolahan/pencucian, kadang-kadang sampai ke tempat pemasaran.
- Sedangkan Pengolahan/pemurnian/pengilangan adalah
suatu pekerjaan memurnikan atau meninggikan kadar bahan galian dengan
jalan memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga, kemudian
membuang mineral yang tidak berharga tersebut yang dapat dilakukan dengan
cara kimia (BPS, 2004).
Jenis-jenis
Hasil Tambang
1. Emas dan Perak
Emas adalah logam yang bersifat
lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs).
Berat jenis emas tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu
dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue
minerals). Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena
proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan
pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa
emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser. Emas
banyak digunakan sebagai perhiasan, investasi, cadangan devisa dan lain-lain.
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di
Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Nusa Tenggara,
Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Perak adalah logam yang terbentuk
dan selalu bersama-sama dengan logam emas, yang mempunyai warna putih.
Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag),
Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11), Proustite
(Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari
cebakan hydrothermal yang mengisi rongga-rongga. Kegunaannya adalah untuk
perhiasan, cindera mata, logam campuran dan lain-lain. Potensinya selalu
berasosiasi dengan logam lainnya seperti emas dan tembaga (Dirjen ESDM,
2007).
Tambang Emas
2. Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim
kristal kubik, secara fisik berwarna kuning. Apabila tembaga dilihat dengan
menggunakan mikroskop maka bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.
Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang
komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang
terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan
enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah
krisokola (CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3),
dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2). Deposit
tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat,
dan replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada
batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit
nativ.
Umumnya bijih tembaga di Indonesia
terbentuk secara magmatik. Pembentukan endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal
atau metasomatisme. Logam tembaga digunakan secara luas pada bidang peralatan
listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam instalasi listrik
rumah, perancangan motor listrik, bidang telekomunikasi, generator, kabel
transmisi, komponen kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung
coaxial, tabung microwave,
saklar, reaktifier transsistor, dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat
konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung dan
klep di pabrik penyulingan. Meskipun saingan tembaga yakni aluminium dapat
digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih
memegang peranan penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat
berukuran kecil, peralatan sektor yang berhubungan dengan larutan, sektor
konstruksi, mesin pertanian, pesawat terbang dan kapal laut, atap, pipa ledeng,
pengatur temperatur ruangan, campuran kuningan dengan perunggu, dekorasi rumah,
mesin sektor non elektris, dan peralatan mesin. Potensi tembaga yang terbesar
dimiliki Indonesia terdapat di Papua. Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat,
Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan (Dirjen ESDM, 2007).
3. Batubara
Batubara berasal dari batuan
hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuhan dalam lingkungan bebas
oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan panas yang berlangsung sangat lama.
Proses pembentukan (coalification) memerlukan jutaan tahun, mulai dari awal
pembentukan yang menghasilkan gambut, lignit, subbituminus, bituminous, dan
akhirnya terbentuk antrasit. Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai
ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan
Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batubara
tersebut tergolong usia muda, yang dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur
Tersier Bawah dan Tersier Atas. Potensi batubara di Indonesia sangat melimpah,
terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya
dalam jumlah kecil, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi
(Dirjen ESDM, 2007).
4. Bauksit
Bauksit adalah bahan heterogen, yang
mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa
mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit
mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2: 1 – 12%, Fe2O3: 2 – 25%, TiO2 >3%,
dan H2O: 14 – 36%. Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika.
Sifat dari bijih bauksit yakni pelapukannya sangat kuat. Bauksit terbentuk
dari batuan
sedimen yang mempunyai kadar Al
nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau
bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan
nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih.
Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh
proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam
lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu. Potensi dan
cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Pulau
Bangka, dan Pulau Kalimantan (Dirjen ESDM, 2007).
Tambang
Bauksit
5. Granit
Granit adalah dalah salah satu
batuan beku, yang bertekstur granitik dan struktur holokristalin, serta
mempunyai komposisi kimia ±70% SiO2 dan ±15% Al2O3, sedangkan mineral lainnya
terdapat dalam jumlah kecil, seperti biotit, muskovit, hornblende, dan
piroksen. Umumnya granit berwarna putih keabuan, Sebagai batu hias warna granit
lainnya adalah merah, merah muda, coklat, abu-abu, biru, hijau, dan hitam, hal
ini tergantung pada komposisi mineralnya. Granit merupakan batuan beku asam
plutonik atau terbentuk dan membeku dalam kerak bumi. Bentuk cebakan yang
terjadi dapat berupa dike, sill, atau dalam bentuk masa yang besar dan tidak
beraturan. Batuan lelehan dari granit disebut rhiolit, yang mempunyai susunan
kimia dan mineral yang sama dengan granit tetapi tekstur dan strukturnya
berlainan. Granit mempunyai sumber cadangan yang potensial, namun sampai saai
ini belum banyak yang ditambang. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan
(Dirjen ESDM, 2007).
6. Timah
Timah adalah logam berwarna putih
keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai
sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 –
1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Timah terbentuk
sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan
endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa
timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan
alluvium, elluvial, dan koluvium.
Mineral yang terkandung di dalam
bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit,
kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit,
kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.
Kegunaan timah banyak sekali
terutama untuk solder, cendera mata, bahan baku logam pelapis, dan lain-lain.
Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau
Singkep, dan Pulau Karimun (Dirjen ESDM, 2007).
7. Nikel
Nikel digunakan sebagai bahan paduan
logam yang banyak digunakan di berbagai sektor logam. Potensi nikel terdapat di
Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan Papua. Nikel biasanya
terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti
peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel
yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residual silika dan
pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga
sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit.
(Dirjen ESDM, 2007).
http://www.bangazul.com/pengertian-dan-jenis-pertambangan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar