BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Analisis data yaitu proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasidengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Eksplorasi
merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu
bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang
endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas
(kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan
galian tersebut.Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan
galian, dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan
tanah penutup. Tahap ekplorasi ini juga sangat berperan pada tahan reklamasi
nanti, melalui eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seluruh
komponen ekosistem yang ada sebelumnya
Dan
dalam melakukan eksplorasi akan memiliki banyak sampel yang di dapatkan dari
suatu lapangan dan mengakibatkan perlunya kita melakukan suatu ,etode statistik
dan metoda statistik yang dapat di pergunakan di sini adalah metode univeriat
dan multi variat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Eksplorasi
Eksplorasi
merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu
bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang
endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas
(kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan
galian tersebut.Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan
galian, dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan
tanah penutup. Tahap ekplorasi ini juga sangat berperan pada tahan reklamasi
nanti, melalui eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seluruh
komponen ekosistem yang ada sebelumnya.
Sumber : www.tambang ekplorasi
Foto 1
Eksplorasi
2.2 Perencanaan eksplorasi
Perencanaabn
yang di lakukan saat akan melakukan sebuah tahahpan eksplorasi meliputi
beberapa hal sebagai berikut :
- Pemilihan daerah eksplorasi.
- Studi pendahuluan.
- Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya.
2.3 Tahapan
Eksplorasi
Tahapan dalam pekerjaan eksplorasi :
2.3.1 . PENYELIDIKAN UMUM
a) STUDY
PUSTAKA
·
Keadaan
geologi regional
·
Keadaan
tektonik
·
Keadaan
paleogeography setting
·
Batasan
luas daerah kerja
b) PENGECEKAN
DILAPANGAN
·
Mencari
singkapan batuan dan batubara
·
Mengambil
contoh batuan dan batubara
2.3.2 . PENYELIDIKAN PENDAHULUAN
a) MEMETAKAN
DAERAH KEGIATAN
·
Pemetaan
Topografi
·
Pemetaan
Foto Udara
b) INTERPRETASI
KEADAAN GEOLOGI
·
Stratigrafi
Kedudukan Batubara
·
Struktur
Geologi
c) PEMBORAN
·
Korelasi
·
Hasil
Perhitungan Cadangan
·
Bentuk
Geometri Cadangan
·
Perkiraan
Kualitas
2.3.4 PENYELIDIKAN
DETAIL
a)
PEMBORAN
·
Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti
dan perhitungan cadangan
·
Anomaly geologi (sesar)
· Kualitas
batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)
b)
GEOFISIKA
·
Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
·
Struktur geologi
·
Bentuk endapan batubara
2.4 Metode eksplorasi
Setelah
diketahui terdapatnya bahan galian di suatu daerah dalam kegiatan prospeksi,
yang mempunyai prospek untuk dilakukan kegiatan selanjutnya, maka dilakukanlah
eksplorasi dengan metode atau cara antara lain sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui penyebaran secara lateral dan vertical dapat dilakukan dengan cara
membuat parit uji, sumur uji, pembuatan adit dam pemboran inti.
2.
Untuk
mengetahui kualitas bahan galian, diambil contoh bahan galian yang berasal dari titik percontohan dan
dianalisis di laboratorium.
3.
Pada
beberapa jenis bahan galian juga dapat dilakukan beberapa penyelidikan geofisik
seperti seismic, SP, IP dan resistivity.
4.
Setelah
titik percontohan yang dibuat dianggap cukup memadai untuk mengetahui
penyebaran lateral dan vertical bahan galian, maka dibuat peta penyebaran
cadangan bahan galian dan dilakukan perhitungan cadangan bahan galian.
5.
Selain
dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang berada di
lapisan atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat-sifat fisik
dan keteknikannya.
2.5. Pengambilan
Data Eksplorasi
Penelusuran
Tebing-Tebing Di Tepi Sungai Dan Lereng-Lereng BukitKegiatan ini berusaha untuk menemukan
singkapan (outcrop) yang bisa memberi petunjuk keberadaan suatu endapan bahan
galian. Bila ditemukan singkapan yang menarik dan menunjukkan tanda-tanda
adanya mineralisasi, maka letak dan kedudukan itu diukur dan dipetakan. Juga
diambil contoh batuannya (rock samples) secara sistematis untuk diselidiki di
laboratorium agar dapat diketahui data apa yang “tersimpan” di dalam contoh
batuan itu.
Penelusuran
Jejak Serpihan Mineral (Tracing Float)Yaitu metode untuk menemukan letak sumber
serpihan mineral (mineral cuts = float) yang umumnya berupa urat bijih (vein)
endapan primer di tempat-tempat yang elevasinya tinggi. Caranya adalah dengan
mencari serpihan atau potongan mineral-mineral berharga (emas, intan,
kasiterit, dll) yang keras, tidak mudah larut dalam asam maupun basa lemah dan
memiliki berat jenis yang tinggi dimulai dari kelokan di hilir sungai.
Pada
kelokan sungai sebelah dalam (lihat Gambar 1.b.) diambil beberapa genggam
endapan pasir lalu dicuci dengan dulang atau lenggang (pan/batea/horn ; lihat
Gambar 1.a.). Bila dari dalam dulang itu ditemukan serpihan mineral berharga,
maka pendulangan di kelokan sungai diteruskan ke hulu sungai (lihat titik-titik
A1, A2 dan A3 pada Gambar 1.b.) sampai serpihan mineral berharga itu tak
ditemukan lagi.
Selanjutnya
pencarian serpihan itu dilakukan ke kiri-kanan tepian sungai dengan cara
mendulang tumpukan pasir yang ada di tepian sungai tersebut. Pekerjaan ini
diteruskan ke lereng-lereng bukit disertai dengan penggalian sumur uji dan
parit uji sampai serpihan itu menghilang dan sumber serpihan yang berupa
endapan primer itu ditemukan. Tetapi mungkin juga sumber serpihan mineral
berharga itu tidak ditemukan
2.6 Penyelidikan Dengan Sumur Uji (Test Pit)
Untuk memperoleh bukti
mengenai keberadaan suatu endapan bahan galian di bawah tanah dan mengambil
contoh batuan (rock samples)-nya biasanya digali sumur uji (test pit) dengan
mempergunakan peralatan sederhana seperti cangkul, linggis, sekop, pengki, dsb.
Bentuk
penampang sumur uji bisa empat persegi panjang, bujur sangkar, bulat atau bulat
telur (ellip) yang kurang sempurna (lihat Gambar 2). Tetapi bentuk penampang
yang paling sering dibuat adalah empat persegi panjang; ukurannya berkisar
antara 75 x 100 m sampai 150 x 200 m. Sedangkan kedalamannya tergantung dari
kedalaman endapan bahan galiannya atau batuan dasar (bedrock)nya dan kemantapan
(kestabilan) dinding sumur uji. Bila tanpa penyangga kedalaman sumur uji itu
berkisar antara 4 - 5 m.
Sumber
: www.tambang ekplorasi
Gambar 1
Sumur uji
Agar
dapat diperoleh gambaran yang representatif mengenai bentuk dan letak endapan
bahan secara garis besar, maka digali beberapa sumur uji dengan pola yang
teratur seperti empat persegi panjang atau bujur sangkar (pada sudut-sudut pola
tersebut digali sumur uji) dengan jarak-jarak yang teratur pula (100 - 500 m),
kecuali bila keadaan lapangan atau topografinya tidak memungkinkan.Dengan
ukuran, kedalaman dan jarak sumur uji yang terbatas tersebut, maka volume tanah
yang digali juga terbatas dan luas wilayah yang rusak juga sempit.
Test
pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau
pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini
dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu
deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat
dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal. Sumur uji ini umum dilakukan
pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan
endapan-endapan berlapis.
Pada
endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan
lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan
lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat
digunakan sebagai lokasi sampling (lihat Gambar 6.5). Biasanya sumur uji dibuat
dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari,
misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).
Pada
endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan
sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah,
zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal
masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan
bentuk endapan.
Pada
umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3–5 m dengan kedalaman
bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan lateritik
atau residual, kedalaman sumur ujidapat mencapai 30 m atau sampai menembus
batuan dasar.
Sumber :
www.tambang ekplorasi
Foto 1
Sumur uji
Dalam
pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·
ketebalan
horizon B (zona laterit/residual),
·
ketinggian
muka airtanah,
·
kemungkinan
munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S),
·
kekuatan
dinding lubang, dan
·
kekerasan
batuan dasar.
2.7 Penyelidikan
Dengan Parit Uji (Trench)
Pada dasarnya maksud dan tujuannya sama
dengan penyelidikan yang mempergunakan sumur uji. Demikian pula cara
penggaliannya. Yang berbeda adalah bentuknya ; parit uji digali memanjang di
permukaan bumi dengan bentuk penampang trapesium (lihat Gambar 3) dan
kedalamannya 2-3 m, sedang panjangnya tergantung dari lebar atau tebal singkapan
endapan bahan galian yang sedang dicari dan jumlah (volume) contoh batuan
(samples) yang ingin diperoleh. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji
yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka
penggalian parit uji dapat dilakukan dengandragline atau hydraulic
excavator (back hoe).
2.8. Metode
Tidak Langsung
2.8.1 METODE TIDAK LANGSUNG CARA
GEOFISIKA
Geofisika merupakan disiplin ilmu
atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara
pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat
dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
a) METODA GRAVITASI
Metoda ini berdasarkan hukum gaya
tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik
benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah
pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami
gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di
tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan
demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya
nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini
diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat
sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun
bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi
bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi
dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan
kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu
tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh
intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun
tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali
gravitasi.
b) METODA MAGNETIK
Bumi adalah suatu planet yang
bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang
membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa
medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi.
Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik
permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam
eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang
sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan
magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika
diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan
menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat
diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam
pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut :
·
Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
·
Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
·
Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit
sebagai mineral ikutan
·
Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan
mengandung magnetit dalam jumlah cukup
·
Untuk
dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang
mengandung mineral magnetik.
2.8.2 METODA
SEISMIK
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan
bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa
atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar
3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi
diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada
perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima
getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara
teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan
mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka
dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan
batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui.
Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang
berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan
kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan
tergantung pada :
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
Porositas (kadar air)
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
2.8.3 METODE
GEOLISTRIK
Dalam metoda ini yang diukur adalah
tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis
batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter
dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke
ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis
batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan
dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke
dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua
elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi,
elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat
P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya
banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
2.9 Analisis
Data Eksplorasi
Untuk melakukan pengolahan data
dalam pengolhan eksplorasi ini di perlukan suatu metode penelitian yang baik
dan di gunakan metode analisi univarial dan multivariat sebagai berikiu :
2.10 Analisis
Univariat
Analisis
univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel, distribusi
frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variabel dependen maupun
variabel independen. Dengan melihat distribusi frekuensi dapat diketahui
deskripsi masing-masing variabel dalam penelitian Untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan variabel independen (numerik) dengan variabel dependen (katagorik)
dapat digunakan uji T atau Uji Mann-Whitney U. Untuk menentukan kemaknaan hasil
perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. Dengan demikian jika p
value < 0,05 maka hasil perhitungan secara statistik bermakna dan jika p ≥
0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna. Untuk mengetahui
besar/kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
digunakan Prevalence Ratio (PR) atau OR (odd ratio) dengan 95% CI (Confidence
Interval).
2.11 Metode
multivariat
Analisis multivariat
merupakan salah satu analisis statistika yang berkaitan dengan analisis banyak
variabel. Dalam analisis statistika, terdapat pengelompokkan terhadap jumlah
variabel yang dianalisis. Melalui pengelompokkan tersebut, terbagi menjadi
univariat (univariate), bivariat (bivariate), dan multivariat (multivariate).
Analisis univariat berasal dari katauni dan variate,
yang artinya analisis satu variabel. Contohnya, pengukuran rata-rata (mean)
sebagai ukuran pusat dari sekelompok data. Analisis bivariat berasal dari kata bi dan variate, yang
artinya analisis statistika yang berkaitan dengan dua variabel. Contohnya,
analisis korelasi (correlation) yang mencari hubungan keeratan antara
dua variabel.
Analisis statistik
multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan kita melakukan
penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan. Dengan
menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis pengaruh beberapa
variable terhadap variabel – (variable) lainnya dalam waktu yang bersamaan.
Contoh kita dapat menganalisis pengaruh variable kualitas produk, harga dan
saluran distribusi terhadap kepuasan pelanggan. Contoh yang lain,
misalnya pengaruh kecepatan layanan, keramahan petugas dan kejelasan memberikan
informasi terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Analisis multivariat
digunakan karena pada kenyataannnya masalah yang terjadi tidak dapat
diselesaikan dengan hanya menghubung-hubungkan dua variable atau melihat
pengaruh satu variable terhadap variable lainnya.
Analisis multivariat merupakan pengembangan lanjutan dari analisis
univariat maupun bivariat. Analisis multivariat berasal dari kata multi danvariate, yang
artinya analisis lebih dari dua variabel. Dengan demikian, analisis multivariat
merujuk kepada teknik statistika tertentu yang menganalisis banyak variabel
secara simultan. Contoh dari analisis multivariat adalah Structural
Equation Model (SEM). SEM merupakan pengembangan lanjut dari analisis
regresi. SEM dikembangkan untuk menjelaskan hubungan yang komplek antar
variabel. Sedangkan regresi bertujuan hanya untuk menjelaskan hubungan tunggal
antar variabel.Variabel di dalam analisis multivariat dapat diklasifikasikan
sebagai variabel dependen (dependent variable) dan variabel
independen (independent variable). Variabel dependen adalah variabel
yang nilainya ditentukan oleh variabel lain yaitu variabel independen.
Sedangkan variabel independen adalah variabel yang digunakan untuk mengestimasi
atau memprediksi nilai variabel lain yaitu variabel dependen.
Tabel 1. Kesalahan di dalam Uji
Hipotesis
Keputusan
|
Kondisi Populasi
|
|
Hipotesis nol (H0) benar
|
Hipotesis nol (H0 )salah
|
|
Menerima H0
|
Keputusan benar dengan derajat kepercayaan (1 - a)
|
b (Kesalahan tipe II)
|
Menolak H0
|
a (Kesalahan tipe 1)
|
Keputusan benar (1- b)
|
Dalam prosedur uji statistik, keputusan menolak atau menerima hipotesis nol
tergantung dari besarnya statistik hitung dari uji statistik yang digunakan
dibandingkan dengan nilai statistik kritis pada alpha yang dipilih. Jika nilai
absolut statistik hitung lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak
atau menerima Ha. Berarti secara statistik signifikan. Sebaliknya, jika
nilai absolut statistik hitung lebih kecil dari nilai kritisnya
maka H0 dterima atau menolak Ha, sehingga secara
statistik tidak signifikan. Menerima atau menolak H0 bisa
digunakan dengan menggunakan nilai p-value. P-value merupakan besarnya
alpha yang sebenarnya. Jika p-value lebih kecil dari alpha yang dipilih, maka
Ho ditolak. Sebaliknya, jika p-value lebih besar dari alpha maka Ho diterima
2.12 JENIS-JENIS ANALISIS STATISTIKA MULTIVARIAT
Sebagai alat analisis statistika yang bersifat general, analisis
multivariat terdiri dari beberapa jenis. Jenis analisis multivariat dapat
dikelompokkan ke dalam teknik dependen (dependent technique), teknik
interdependen (interdependent technique), dan model struktural (structural
model).
Teknik dependen adalah teknik yang digunakan ketika variabel dependen
dipengaruhi oleh variabel independen. Teknik interdependen adalah teknik yang
digunakan ketika semua variabel saling berpengaruh. Sedangkan teknik struktural
adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis variabel dependen dan
independen secara simultan.
2.13 Perbedaan
Univariat dan Multivariat
Jika kita menganalisis data yang
mempunyai lebih dari satu variabel, belum tentu analisis data tersebut
dikategorikan analisis multivariat, bisa saja analisis data tersebut hanya
analisis univariat. Jika kita didefinisikan, analisis univariatadalah
analisis data secara serentak dimana data yang diamati hanya memiliki satu
variabel dependen (Sebab jika kita lihat persamaan analisis regresi
berganda y = bo + b1x1 + b2x2 + ...,
yang "berganda" adalah variabel independennya, yaitu xp, sedangkan
variabel dependennya hanya satu yaitu y. Jika analisis regresi mempunyai lebih
dari satu variabel dependen, maka analisis regresi tersebut menjadi analisis
regresi multivariat. Jika variabel independennya hanya satu variabel namun
variabel dependennya lebih dari satu, maka analisis regresi tersebut tetap
dikatakan analisis regresi multivariat. Hal ini juga berlaku untuk jenis
analisis lain, misalnya ANOVA yang hanya memiliki satu variabel dependen
(variabel respon), ketika variabel dependennya lebih dari satu, maka dinamakan
MANOVAvariabel tidak bebas) pada setiap objek yang diamati.
Sedangkan analisis multivariat adalah analisis data secara serentak
dimana pada data tersebut terdapat lebih dari satu variabel dependen pada
setiap objek yang diamati. Jadi perbedaan analisis univariat dan multivariat
terdapat pada penggunaan jumlah variable
BAB lll
KESIMPULAN
Analisis data yaitu proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasidengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Eksplorasi merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu bahan galian ditemukan
yang bertujuan untuk mendapatkan k