Kamis, 17 November 2016

geostatistik




          BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Pendahuluan
Analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasidengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, ,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan galian tersebut.Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan galian, dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah penutup. Tahap ekplorasi ini juga sangat berperan pada tahan reklamasi nanti, melalui eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seluruh komponen ekosistem yang ada sebelumnya
Dan dalam melakukan eksplorasi akan memiliki banyak sampel yang di dapatkan dari suatu lapangan dan mengakibatkan perlunya kita melakukan suatu ,etode statistik dan metoda statistik yang dapat di pergunakan di sini adalah metode univeriat dan multi variat









           BAB II
PEMBAHASAN


2.1       Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan galian tersebut.Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan galian, dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah penutup. Tahap ekplorasi ini juga sangat berperan pada tahan reklamasi nanti, melalui eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seluruh komponen ekosistem yang ada sebelumnya.
               Sumber : www.tambang ekplorasi
Foto  1
Eksplorasi

2.2       Perencanaan eksplorasi
Perencanaabn yang di lakukan saat akan melakukan sebuah tahahpan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut :
  • Pemilihan daerah eksplorasi.
  • Studi pendahuluan.
  • Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya.
2.3       Tahapan Eksplorasi
            Tahapan dalam pekerjaan eksplorasi :
2.3.1    . PENYELIDIKAN UMUM
a)  STUDY PUSTAKA
·      Keadaan geologi regional
·      Keadaan tektonik
·      Keadaan paleogeography setting
·      Batasan luas daerah kerja
b)  PENGECEKAN DILAPANGAN
·      Mencari singkapan batuan dan batubara
·      Mengambil contoh batuan dan batubara
2.3.2    . PENYELIDIKAN PENDAHULUAN
a)  MEMETAKAN DAERAH KEGIATAN
·      Pemetaan Topografi
·      Pemetaan Foto Udara
b)  INTERPRETASI KEADAAN GEOLOGI
·      Stratigrafi Kedudukan Batubara
·      Struktur Geologi
c)  PEMBORAN
·      Korelasi
·      Hasil Perhitungan Cadangan
·      Bentuk Geometri Cadangan
·      Perkiraan Kualitas
2.3.4    PENYELIDIKAN DETAIL
a)   PEMBORAN
·      Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
·      Anomaly geologi (sesar)
·      Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)
b)   GEOFISIKA
·      Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
·      Struktur geologi
·      Bentuk endapan batubara
2.4       Metode eksplorasi
Setelah diketahui terdapatnya bahan galian di suatu daerah dalam kegiatan prospeksi, yang mempunyai prospek untuk dilakukan kegiatan selanjutnya, maka dilakukanlah eksplorasi dengan metode atau cara antara lain sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui penyebaran secara lateral dan vertical dapat dilakukan dengan cara membuat parit uji, sumur uji, pembuatan adit dam pemboran inti.
2.      Untuk mengetahui kualitas bahan galian, diambil contoh bahan galian yang    berasal dari titik percontohan dan dianalisis di laboratorium.
3.      Pada beberapa jenis bahan galian juga dapat dilakukan beberapa penyelidikan geofisik seperti seismic, SP, IP dan resistivity.
4.      Setelah titik percontohan yang dibuat dianggap cukup memadai untuk mengetahui penyebaran lateral dan vertical bahan galian, maka dibuat peta penyebaran cadangan bahan galian dan dilakukan perhitungan cadangan bahan galian.
5.      Selain dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang berada di lapisan atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat-sifat  fisik dan keteknikannya.

2.5.      Pengambilan Data Eksplorasi
 Penelusuran Tebing-Tebing Di Tepi Sungai Dan Lereng-Lereng    BukitKegiatan ini berusaha untuk menemukan singkapan (outcrop) yang bisa memberi petunjuk keberadaan suatu endapan bahan galian. Bila ditemukan singkapan yang menarik dan menunjukkan tanda-tanda adanya mineralisasi, maka letak dan kedudukan itu diukur dan dipetakan. Juga diambil contoh batuannya (rock samples) secara sistematis untuk diselidiki di laboratorium agar dapat diketahui data apa yang “tersimpan” di dalam contoh batuan itu.
 Penelusuran Jejak Serpihan Mineral (Tracing Float)Yaitu metode untuk menemukan letak sumber serpihan mineral (mineral cuts = float) yang umumnya berupa urat bijih (vein) endapan primer di tempat-tempat yang elevasinya tinggi. Caranya adalah dengan mencari serpihan atau potongan mineral-mineral berharga (emas, intan, kasiterit, dll) yang keras, tidak mudah larut dalam asam maupun basa lemah dan memiliki berat jenis yang tinggi dimulai dari kelokan di hilir sungai.
Pada kelokan sungai sebelah dalam (lihat Gambar 1.b.) diambil beberapa genggam endapan pasir lalu dicuci dengan dulang atau lenggang (pan/batea/horn ; lihat Gambar 1.a.). Bila dari dalam dulang itu ditemukan serpihan mineral berharga, maka pendulangan di kelokan sungai diteruskan ke hulu sungai (lihat titik-titik A1, A2 dan A3 pada Gambar 1.b.) sampai serpihan mineral berharga itu tak ditemukan lagi.
Selanjutnya pencarian serpihan itu dilakukan ke kiri-kanan tepian sungai dengan cara mendulang tumpukan pasir yang ada di tepian sungai tersebut. Pekerjaan ini diteruskan ke lereng-lereng bukit disertai dengan penggalian sumur uji dan parit uji sampai serpihan itu menghilang dan sumber serpihan yang berupa endapan primer itu ditemukan. Tetapi mungkin juga sumber serpihan mineral berharga itu tidak ditemukan

2.6        Penyelidikan Dengan Sumur Uji (Test Pit)
Untuk memperoleh bukti mengenai keberadaan suatu endapan bahan galian di bawah tanah dan mengambil contoh batuan (rock samples)-nya biasanya digali sumur uji (test pit) dengan mempergunakan peralatan sederhana seperti cangkul, linggis, sekop, pengki, dsb.
Bentuk penampang sumur uji bisa empat persegi panjang, bujur sangkar, bulat atau bulat telur (ellip) yang kurang sempurna (lihat Gambar 2). Tetapi bentuk penampang yang paling sering dibuat adalah empat persegi panjang; ukurannya berkisar antara 75 x 100 m sampai 150 x 200 m. Sedangkan kedalamannya tergantung dari kedalaman endapan bahan galiannya atau batuan dasar (bedrock)nya dan kemantapan (kestabilan) dinding sumur uji. Bila tanpa penyangga kedalaman sumur uji itu berkisar antara 4 - 5 m.
         Sumber : www.tambang ekplorasi
Gambar 1
Sumur uji

Agar dapat diperoleh gambaran yang representatif mengenai bentuk dan letak endapan bahan secara garis besar, maka digali beberapa sumur uji dengan pola yang teratur seperti empat persegi panjang atau bujur sangkar (pada sudut-sudut pola tersebut digali sumur uji) dengan jarak-jarak yang teratur pula (100 - 500 m), kecuali bila keadaan lapangan atau topografinya tidak memungkinkan.Dengan ukuran, kedalaman dan jarak sumur uji yang terbatas tersebut, maka volume tanah yang digali juga terbatas dan luas wilayah yang rusak juga sempit.
Test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal. Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis.
Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling (lihat Gambar 6.5). Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).
Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
 Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3–5 m dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur ujidapat mencapai 30 m atau sampai menembus batuan dasar. 
      Sumber : www.tambang ekplorasi
Foto  1
Sumur uji

Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·                  ketebalan horizon B (zona laterit/residual),
·                  ketinggian muka airtanah,
·                  kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S),
·                  kekuatan dinding lubang, dan
·                  kekerasan batuan dasar.

2.7           Penyelidikan Dengan Parit Uji (Trench)
    Pada dasarnya maksud dan tujuannya sama dengan penyelidikan yang mempergunakan sumur uji. Demikian pula cara penggaliannya. Yang berbeda adalah bentuknya ; parit uji digali memanjang di permukaan bumi dengan bentuk penampang trapesium (lihat Gambar 3) dan kedalamannya 2-3 m, sedang panjangnya tergantung dari lebar atau tebal singkapan endapan bahan galian yang sedang dicari dan jumlah (volume) contoh batuan (samples) yang ingin diperoleh. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka penggalian parit uji dapat dilakukan dengandragline atau hydraulic excavator (back hoe).

2.8.      Metode Tidak Langsung

2.8.1   METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOFISIKA

Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
a)          METODA GRAVITASI
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.
b)          METODA MAGNETIK
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut :
·         Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
·         Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
·         Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan
·         Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah cukup
·         Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetik.
2.8.2      METODA SEISMIK
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
ž    Jenis batuan
ž    Derajat pelapukan
ž    Derajat pergerakan
ž    Tekanan
ž    Porositas (kadar air)
ž    Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
2.8.3      METODE GEOLISTRIK
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.

2.9       Analisis Data Eksplorasi
            Untuk melakukan pengolahan data dalam pengolhan eksplorasi ini di perlukan suatu metode penelitian yang baik dan di gunakan metode analisi univarial dan multivariat sebagai berikiu :

2.10    Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel, distribusi frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variabel dependen maupun variabel independen. Dengan melihat distribusi frekuensi dapat diketahui deskripsi masing-masing variabel dalam penelitian Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independen (numerik) dengan variabel dependen (katagorik) dapat digunakan uji T atau Uji Mann-Whitney U. Untuk menentukan kemaknaan hasil perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. Dengan demikian jika p value < 0,05 maka hasil perhitungan secara statistik bermakna dan jika p ≥ 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna. Untuk mengetahui besar/kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen digunakan Prevalence Ratio (PR) atau OR (odd ratio) dengan 95% CI (Confidence Interval).

2.11    Metode multivariat
Analisis multivariat merupakan salah satu analisis statistika yang berkaitan dengan analisis banyak variabel. Dalam analisis statistika, terdapat pengelompokkan terhadap jumlah variabel yang dianalisis. Melalui pengelompokkan tersebut, terbagi menjadi univariat (univariate), bivariat (bivariate), dan multivariat (multivariate). Analisis univariat berasal dari katauni dan variate, yang artinya analisis satu variabel. Contohnya, pengukuran rata-rata (mean) sebagai ukuran pusat dari sekelompok data. Analisis bivariat berasal dari kata bi dan variate, yang artinya analisis statistika yang berkaitan dengan dua variabel. Contohnya, analisis korelasi (correlation) yang mencari hubungan keeratan antara dua variabel. 
Analisis statistik multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan kita melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan. Dengan menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis pengaruh beberapa variable terhadap variabel – (variable) lainnya dalam waktu yang bersamaan. Contoh kita dapat menganalisis pengaruh variable kualitas produk, harga dan saluran distribusi terhadap kepuasan pelanggan. Contoh yang  lain, misalnya pengaruh kecepatan layanan, keramahan petugas dan kejelasan memberikan informasi terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Analisis multivariat digunakan karena pada kenyataannnya masalah yang terjadi tidak dapat diselesaikan dengan hanya menghubung-hubungkan dua variable atau melihat pengaruh satu variable terhadap variable lainnya.
Analisis multivariat merupakan pengembangan lanjutan dari analisis univariat maupun bivariat. Analisis multivariat berasal dari kata multi danvariate, yang artinya analisis lebih dari dua variabel. Dengan demikian, analisis multivariat merujuk kepada teknik statistika tertentu yang menganalisis banyak variabel secara simultan. Contoh dari analisis multivariat adalah Structural Equation Model (SEM). SEM merupakan pengembangan lanjut dari analisis regresi. SEM dikembangkan untuk menjelaskan hubungan yang komplek antar variabel. Sedangkan regresi bertujuan hanya untuk menjelaskan hubungan tunggal antar variabel.Variabel di dalam analisis multivariat dapat diklasifikasikan sebagai variabel dependen (dependent variable) dan variabel independen (independent variable). Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain yaitu variabel independen. Sedangkan variabel independen adalah variabel yang digunakan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai variabel lain yaitu variabel dependen.
Tabel 1. Kesalahan di dalam Uji Hipotesis
Keputusan
Kondisi Populasi
Hipotesis nol (H0) benar
Hipotesis nol (H0 )salah
Menerima H0
Keputusan benar dengan derajat kepercayaan (1 - a)
 b (Kesalahan tipe II)
Menolak H0
a (Kesalahan tipe 1)
Keputusan benar (1- b)

Dalam prosedur uji statistik, keputusan menolak atau menerima hipotesis nol tergantung dari besarnya statistik hitung dari uji statistik yang digunakan dibandingkan dengan nilai statistik kritis pada alpha yang dipilih. Jika nilai absolut statistik hitung lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak atau menerima Ha. Berarti secara statistik signifikan. Sebaliknya, jika nilai absolut statistik hitung lebih kecil dari nilai kritisnya maka H0 dterima atau menolak Ha, sehingga secara statistik tidak signifikan. Menerima atau menolak H0 bisa digunakan dengan menggunakan nilai p-value. P-value merupakan besarnya alpha yang sebenarnya. Jika p-value lebih kecil dari alpha yang dipilih, maka Ho ditolak. Sebaliknya, jika p-value lebih besar dari alpha maka Ho diterima



2.12    JENIS-JENIS ANALISIS STATISTIKA MULTIVARIAT
Sebagai alat analisis statistika yang bersifat general, analisis multivariat terdiri dari beberapa jenis. Jenis analisis multivariat dapat dikelompokkan ke dalam teknik dependen (dependent technique), teknik interdependen (interdependent technique), dan model struktural (structural model).
Teknik dependen adalah teknik yang digunakan ketika variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Teknik interdependen adalah teknik yang digunakan ketika semua variabel saling berpengaruh. Sedangkan teknik struktural adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis variabel dependen dan independen secara simultan.

2.13    Perbedaan Univariat dan Multivariat
            Jika kita menganalisis data yang mempunyai lebih dari satu variabel, belum tentu analisis data tersebut dikategorikan analisis multivariat, bisa saja analisis data tersebut hanya analisis univariat. Jika kita didefinisikan, analisis univariatadalah analisis data secara serentak dimana data yang diamati hanya memiliki satu variabel dependen (Sebab jika kita lihat persamaan analisis regresi berganda y = bo + b1x1 + b2x2 + ..., yang "berganda" adalah variabel independennya, yaitu xp, sedangkan variabel dependennya hanya satu yaitu y. Jika analisis regresi mempunyai lebih dari satu variabel dependen, maka analisis regresi tersebut menjadi analisis regresi multivariat. Jika variabel independennya hanya satu variabel namun variabel dependennya lebih dari satu, maka analisis regresi tersebut tetap dikatakan analisis regresi multivariat. Hal ini juga berlaku untuk jenis analisis lain, misalnya ANOVA yang hanya memiliki satu variabel dependen (variabel respon), ketika variabel dependennya lebih dari satu, maka dinamakan MANOVAvariabel tidak bebas) pada setiap objek yang diamati. Sedangkan analisis multivariat adalah analisis data secara serentak dimana pada data tersebut terdapat lebih dari satu variabel dependen pada setiap objek yang diamati. Jadi perbedaan analisis univariat dan multivariat terdapat pada penggunaan jumlah variable



BAB  lll
KESIMPULAN

Analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasidengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, ,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan k

Jenis-Jenis jig



JENIS-JENIS JIG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengolahan bahan galian  Semester 4 Pada Program Study Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung


Oleh :
                     Nama  : Mochamad Widy Abdul Azis
                     NPM    : 10070114056
                     Kelas   : A

                    





PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1437 H / 2016 M
JIG


A.   Jigging
            Jig merupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan perbedaan berat jenis, bekrja secara mekanis yang menggunakan adanya perbedaan kemampuan menerobos dari butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu lapisan pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu tangki terbuka yang berisi air dengan saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat lapisan pemisah.
            Tangki jig  dilengkapi dengan lubang pengeluaran konsentrat (spigot) pada bagian bawahnya. Disaning itu jig  juga memiliki suatu mekanisme penyebab terjadinya tekanan (pulsion) yang diimbangi dengan pemakaian air tambahan.
Alat utama yang banyak dipakai dalam konsentrasi gravitasi salah satunya adalah jig. Dalam jig, pemisahan mineral berharga (umumnya dengan berat jenis tinggi) dari pengotornya (berat jenis rendah) dilakukan didalam suatu aliran fluida. Lumpur (pulp) yang merupakan umpan (feed) disebarkan di atas screen (pengayak) yang mana diatasnya disebarkan pula material lain (bed). Berat jenis bed merupakan faktor yang cukup penting dan biasanya terletak di antara mineral berat dan mineral ringan.
Aliran air ke atas (pulsion) dan aliran air ke bawah (suction) akan membentuk getaran sedemikian rupa sehingga mineral-mineral berat akan akan tertarik ke bawah sedang mineral-mineral ringan akan terdorong ke atas. Aliran air ke atas dengan kecepatan yang cukup tinggi akan membuka bed dan mineral akan terdorong ke atas. Pada aliran air ke bawah, bed akan tertutup, mineral-mineral berat akan terperangkap di dalam bed. Proses ini berlangsung berulang-ulang sehingga mineral berat dapat dipisahkan dari mineral ringan.

B.   Parameter Yang Dapat Ditentukan Dari Proses Jigging
            Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun parameter yang mempengaruhi proses pemisahan tersebut antara lain :
a.   Ukuran lubang spigot
Lubang  spigot adalah suatu  lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran lubang spigot ini akan mempengaruhi volume air yang terdapat dalam tangki jig. Apabila ukuran lubang spigot terlalu besar, maka volume air yang keluar melalui lubang spigot  akan menjadi besar.
b.   Amplitudo membran atau frekuensi stroke
Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau membran dari awal dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction), sedangkan frekuensi stroke merupakan banyaknya dorongan per menit. Bila jumlah (rpm) pukulan besar, maka panjang langkahnya (amplitudo) lebih pendek demikian sebaliknya.
c.   Kecepatan aliran horizontal
Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir di atas lapisan bed . Fungsi kecepatan horizontal adalah untuk membawa material ringan, baik yang berukuran besar ataupun kecil. Kecepatan aliran horizontal ini sangat berpengaruh terhadap pengendapan mineral.
d.   Ketebalan bed dan ukuran batu pada lapisan bed yang digunakan
Bed merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu hematite yang digunakan sebagai media pemisah mineral berat pada jig. Ketebalan dan ukuran bed sangat mempengaruhi hasil pemisahan dan tergantung kepada mineral yang akan dipisahkan . Semakin tebal dan besar ukuran butir bed, maka akan semakin sulit kecepatan aliran vertical ke atas untuk mendorong lapisan bed, sehingga semakin sedikit partikel mineral berharga yang mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya semakin tipis dan kecil ukuran butir bed, maka ada kemungkinan aliran vertical ke atas akan melontarkan bed, sehingga ruangan antara bed menjadi terlalu besar. Hal ini menyebabkan mineral ringan yang berukuran besar akan menerobos lapisan bed dan mengendap sebagai konsentrat, sehingga kadar konsentrat menjadi rendah.
e.   Volume air tambahan (Under water)
Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai rencana, air di dalam tangki ada yang masuk ada pula yang keluar. Air yang masuk adalah air yang bercampur bersama feed dan air yang berasal dari header tank (air tambahan). Sedangkan air yang keluar adalah air yang keluar bersama-sama dengan tailing dan air yang keluar melalui spigot bersama konsentrat.
f.    Feeding dan proses padatan
Feeding adalah proses pemasukan bahan baku campuran mineral baik bijih berharga atau  mineral lainnya dengan mengalir kepermukaan jig, yang disesuaikan dengan kapasitas alat pencucian. Distribusi feed dipermukaan jig harus diatur dengan baik agar proses jigging dapat berjalan dengan sempurna.
g.   Jig screen
Jig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat (ketebalan kawat 1,5 mm) yang dipasang diantara rooster bawah dan rooster atas. Posisi pemasangan jig screen berpengaruh terhadap jumlah dan luas lubang bukaan jig screen tersebut.
h.   Motor jig
Motor jig merupakan motor penggerak stroke yang menyebabkan terjadinya pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan daya atau HP motor yang digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada saat pulsion, jumlah putaran gear box dan panjang pukul motor yang digunakan.
i.    Kemiringan jig
Kemiringan jig berpengaruh terhadap kecepatan aliran horizontal pada kondisi yang stabil, dengan perbandingan kemiringan jig 1:12, dalam artian bila kemirinagan jig ditambah satu derajat maka kecepatan akan bertambah dua belas kali dari kecepatan pada posisi jig yang datar.
j.    Kecepatan aliran didalam jig tank
Kecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap proses pengendapan mineral berharga. Apabila kecepatan aliran vertikal keatas akibat pulsion lebih besar dari kecepatan jatuh butir mineral berharga, maka mineral berharga tidak memiliki kesempatan untuk turun mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya jika kecepatan aliran vertikal  ke atas terlalu kecil maka kadar konsentrat akan menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena mineral pengotor yang kecepatan jatuhnya juga kecil akan turun sebagai konsentrat.

       Sumber : pengolahan bahan galian
Gambar 1
Bagian – Bagian Jig

c.         Cara kerja
Cara kerja dari alat ini di mana pertama umpan masuk melalui lubang jig yang disebut pulp, umpan dimasukan bersama aliran fluida. Saat umpan masuk rag setelah bergerak naik dan turun yang disebut  pulsion dan suction di bantu dengan hutch water. Fungsi hucth water pada konsentrasi jig:
1.    Untuk meminimalisir ruangan yang vakum pada saat suction sehingga hisapan akibat suction berkurang
2.    Menambah air untuk memperkirakan apakah suatu mineral akan dapat dipisahkan dengan baik atau tidak dari mineral lainnya adalah dengan cara mengetahui kriteria concentration.
Adapun agar mendapatkan hasil yang lebih baik rag  yang digunakan harus memiliki berat jenis diantara mineral ringan dan berat yang akan dipisahkan. Jika Ukuran rag yang besar akan memberikan celah yang besar, sehingga mineral berat lebih bebas bergerak turun dan akan menambah jumlah konsentrat. Rag  yang terlalu tebal akan menyulitkan partikel-partikel untuk lolos pada lapisan rag dan ini akan mengurangi konsentrat. Fungsi rag pada jig antara lain :
1.    Meratakan dorongan ke atas selama pulsion, sekaligus mencegah dorongan sebagian.
2.    Sebagai pengatur atau pengendali dan mencegah mineral ringan lewat menuju konsentrat.
3.    Pada saat pulsion, lapisan ditambah mineral akan membentuk suspense sehingga membuat kondisi hindered settling, dengan perbandingannya yang sangat besar.
4.    Mencegah lolosnya mineral ringan.
       Sumber : pengolahan bahan galian
Gambar 2
Cara kerja  Jig

d.         Jenis – jenis Jig berdasaarkan Screen
a.         Fix Sieve Plunge Jig
   Alat yang termasuk didalamnya adalah Harz jig. Penggerak alat ini adalah plungger yang bergerak naik turun sehingga menimbulkan suctiondan pulsion. Tempat konsentrat terletak di bagian bawah sedangkan dibagian atas tempat keluarnya tailing, ini semua terletak di bagian atas screen. Alat ini terbuat dari kayu atau beton, yang terdiri dari beberapa kompartemen yaitu konsentrat, middling dan tailing.




  Sumber : pengolahan bahan galian
Gambar 3
Fix Sieve Plunge Jig

b.         Fixed Sieve Air Pulsator Jig
 Contoh alat ini adalah Baum jig. Alat ini mempunyai fixed sieve (a) yang dilalui air yang terdorong karena tekanan udara. Secara mekanis tekanan udara dikontrol oleh valve (b) menuju closed chamber (c) dan selanjutnya ke ruang bawah kompartemen sieve. Perubahan kecepatan tekanan udara pada closed chamber dikendalikan oleh perangkat mekanisme valve. Screen pengeluaran dari depan yang digerakkan aleh mekanisme float (d). Material ringan dikeluarkan melalui bagian atas. Alat ini digunakan dalam pencucian batubara.

Add caption
Sumber : pengolahan bahan galian
Gambar 4
Fixed Sieve Air Pulsator Jig


c.         Fixed Sieve Diaphragma Jig
  Alat yang termasuk jenis ini adalah Bendelari jig. Gerakan pulsiondan suction dehasilkan dari diaphragma yang terbuat dari karet. Diaphragma mengembang dan mengempis sehingga menimbulkan gerakan ke atas. Diaphragma terletak pada bagian dalam dari alat tersebut yang digerakkan oleh torak yang naik turun karena dihubungkan dengan eksentrik. Under water disalurkan pada bagian bawah saringan melalui sebuag



























KESIMPULAN



Jig merupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan perbedaan berat jenis, bekrja secara mekanis yang menggunakan adanya perbedaan kemampuan menerobos dari butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu lapisan pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu tangki terbuka yang berisi air dengan saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat lapisan pemisah.
Jenis-jenis Jig :
1.    Fix Sieve Plunge Jig
2.    Fixed Sieve Air Pulsator Jig
3.    Fixed Sieve Diaphragma Jig